2 Polisi Terganggu Pendengaran Karena Bom Melayu


Dua anggota Kepolisian RI mengalami gangguan pendengaran akibat suara ledakan bom yang terjadi di Terminal Kampung Melayu Jakarta Timur pada Rabu malam 24 Mei 2017.

Informasi dari lokasi kejadian, Kamis dini hari 25 Mei 2017, kedua anggota Polri tersebut bernama M Riski dan Wira. Keduanya  mengalami telinga berdengung akibat kerasnya suara ledakan. Saat ini keduanya telah mendapatkan penanganan berupa obat tetes telinga di unit ambulans yang berada di lokasi. Keduanya saat ledakan terjadi sedang bertugas jaga di lokasi yang berjarak beberapa meter dari kejadian.


Berdasarkan keterangan saksi Aris, 27, pengendali Bus TransJakarta, ledakan di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu malam terdengar dua kali dengan jeda waktu sekitar 10 menit sekitar pukul 21.00 WIB.


Ledakan pertama terdengar pada Rabu 24 Mei 2017 sekitar pukul 21.00 WIB. Ledakan kedua berjeda sekitar 10 menit kemudian. Ledakan terjadi di depan WC umum Stasiun Bus Kampung Melayu. Sejumlah korban dilarikan ke Rumah Sakit Premier Jatinegara dan lainnya ke RS Budi Asih.

Sementara itu, penanganan korban bom bunuh diri di Kampung Melayu, Jakarta Timur, berlangsung intensif.  Salah satunya, Bripda Yogi Aryo Yudistiro, 22 tahun, yang kondisinya terparah di antara tiga korban bom yang dirawat di Rumah Sakit Premiere Jatinegara, Jakarta Timur. 


Menurut bagian pengawas Rumah Sakit Premiere Jatinegara, Suyatno, Yogi mesti menjalani setidaknya tiga operasi akibat bom Kampung Melayu. Satu operasi patah tulang, dua operasi plastik, dan ketiga operasi mata. "Lengan kiri dan kaki kiri perlu dioperasi karena patah," ujar Suyatno saat ditemui Tempo, Kamis dinihari, 25 Mei 2017 di RS Premiere. 

Yogi sampai saat ini masih menjalani operasi. Operasi dimulai tadi malam sekitar pukul 23.30 WIB. Ayah dari Yogi, Yuli Hari Utomo, 51 tahun, mengatakan kondisi anaknya amat mengkhawatirkan. Yuli berharap anaknya segera pulih.

"Anak saya sempat berucap "Doain, ya," ujar Yuli menirukan Yogi. Yuli tak kuasa terus-menerus melihat anaknya yang menderita akibat bom di Kampung Melayu. Tak ada keinginan lain kecuali kesembuhan anaknya. "Doakan, saya yakin anak saya bisa pulih kembali."

Komentar