Kebun Raya Juga Harus Dikembangkan di Indonesia Timur


Jakarta - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengusulkan kepada Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya untuk mengembangkan kebun raya di wilayah Indonesia Timur. Misalnya di  Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

"(Ini) Tantangan bagi PKT Kebun Raya mengembangkan inovasi, mengembangkan kebun raya di daerah yang curah hujannya rendah atau pulau yang terbatas kandungan potensi air tanahnya," kata Kepala LIPI Prof Iskandar Zulkarnain dalam Seminar Kebun Raya Dan Pengelolaan Sumber Daya Air, di Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa, 9/5.

Iskandar mengatakan peran penting kebun raya selain sebagai kawasan konservasi, juga untuk mengatasi permasalahan air di Indonesia. Kebun raya bisa menjadi kawasan penyangga (buffer zone) untuk penyimpanan air tanah dan menjaga keberadaan air tanah/bersih tetap ada. Kebun raya sebagai sebuah kawasan yang dipenuhi tumbuhan, akan menjadi daerah tangkapan air.

"Air tanah datang dari hujan yang turun ke bumi lalu terjadi penyerapan ke bawah, itu akan mempertahankan tinggi muka air tanah," kata dia. Menurutnya inilah yang menjadi potensi sumber daya air yang bisa dimanfaatkan bagi tumbuhan yang ada di kebun raya.

Jika air hujan yang turun tidak dimanfaatkan oleh tumbuhan di kebun raya, maka air akan mengalir dipermukaan, lepas dan tidak pernah terserap ke dalam tanah. Hal itu akan menyebabkan run off yang tinggi hinga kerugian menjadi berlipat-lipat. Misalnya: menyebabkan kehilangan air pada musim hujan, menyebabkan erosi, dan pada musim kemarau terjadi kekurangan sumberdaya air.

Kepala PKT Kebun Raya yang juga Kepala Kebun Raya Bogor, Didik Widyatmoko menyebutkan LIPI menargetkan tahun 2030 sebanyak 47 kebun raya daerah sudah terbangun. Setiap tahunnya ada dua sampai tiga kabun raya yang diluncurkan.

Hingga saat ini, lanjutnya sudah ada 20 kebun raya dan ada 23 kebun raya kandidat yang siap untuk diluncurkan. "Kita inginya, setiap tahun ini wilayah Indonesia Timur menyumbang kebun raya," kata dia.

Komentar